Senin, 09 Maret 2015

Potret Persiapan Menikah Muda

Judul             : Nikah Muda (Nggak Bikin Mati Gaya)
Penulis          : Aprilina Prastari dan Miyosi Ariefiansyah
Penyunting    : Mursyidah
Penerbit         : Qibla
Terbit             : 2013
Tebal             : 164 Halaman
ISBN 10         : 602-249-382-X

ISBN 13         : 978-602-249-382-2



Nikah muda ternyata bisa menjadi dambaan atau bahkan momok bagi mereka yang beranjak dewasa. Akan banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan nikah muda. Terlebih lagi bagi perempuan yang akan menikah muda akan banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikirannya. Pertanyaan tersebut di antaranya: “Apakah dengan menikah akan mematikan potensi?” “Atau masih bolehkah saya bekerja setelah menikah nanti?” Seolah menikah muda dapat mengekang kehidupan dan cita-citanya.

Di beberapa kota besar di Indonesia menikah muda terkadang masih dianggap hal yang tabu. Ada juga yang terpaksa menikah muda karena untuk menutupi aib. Bila menikah dilandasi hal tersebut maka tak heran bila banyak di antara mereka yang mengakhiri pernikahannya (halaman 27). Namun, akhir-akhir ini menikah muda seolah menjadi tren. Tak bijak rasanya melakukan hal yang suci hanya karena “panas” atau ingin ikut-ikutan teman.

Buku ini yang diawali dengan sedikit pembahasan mengenai dampak yang didapat ketika berpacaran. Betapa banyak kerugian yang secara langsung atau tidak langsung akan mereka dapat. Contohnya, kerugian psikologis, kerugian materi, kerugian waktu, kerugian sosial, dan kerugian lainnya. Pembahasan ini dapat dijadikan bahan renungan bagi pembaca. Ternyata betapa riskannya hubungan dua orang manusia yang berlainan jenis sebelum menikah (halaman 3).

Dalam buku duet ini, Aprilina Prastari dan Miyosi Ariefiansyah yang juga menjalani pernikahan di usia muda berbagi resep menikah muda yang sehat. Secara detail penulis juga memaparkan menikah muda yang tidak memberatkan orangtua, yang tidak menghalangi meraih cita-cita, dan siap menjadi orangtua muda.

Pada bagian pembahasan tentang sebelum menikah. Penulis menyarakan agar kita melakukan analisis SWOT (Strong, Weakness, Opportunity, Threats) terlebih dahulu bila memutuskan untuk menikah muda (halaman 13). Strong atau kelebihan nikah muda yaitu mampu belajar bertanggung jawab sejak dini, lebih bisa menjaga hati, belajar dewasa, belajar untuk bisa membuat keputusan, mengurangi stres, dan belajar meraih kesuksesan dari nol. Weakness atau kekurangan nikah muda yaitu rentan terhadap perceraian dan perselingkuhan, rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, rentan terhadap permusuhan tak berujung, stres dan depresi, serta karier tidak berkembang.

Opportunity atau kesempatan yang salah satunya dapat diraih jika menikah muda adalah memiliki anak di usia muda. Patut disyukuri bagi mereka yang mengalaminya, karena artinya jarak usia orangtua dengan anak tidak terlalu jauh. Jarak yang cukup dekat dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dari pihak anak, mereka merasa nyaman ketika bercerita dengan orangtua. Sedangkan dari pihak orangtua, mereka masih kuat menemani anak dalam tubuh kembang (halaman 29). Threats atau tantangan menikah muda bisa berasal dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal, tantangan menikah muda paling banyak dialami oleh para pelaku nikah muda adalah restu orangtua (halaman 30).

Komitmen dengan pasangan sebelum menikah seperti urusan tinggal di mana setelah menikah penting untuk dikomunikasikan sebelum menikah. Tinggal di rumah orangtua, tinggal di rumah mertua, mengontrak, atau membeli rumah. Bila terpaksa tinggal di rumah orangtua kita sendiri tentu kita harus pandai menempatkan diri. Selesaikan persoalan yang ada pada diri pasangan hanya dengan pasangan saja. Jika harus tinggal di rumah mertua sebaiknya perlu mempelajari kebiasaan di rumah calon mertua sehingga ketika pindah tidak terkejut dan bisa cepat menyesuaikan diri (halaman 44-47).

Dalam buku setebal 164 halaman, pembaca juga bisa belajar dari kisah-kisah kegagalan dan keberhasilan para orangtua yang dahulu memilih untuk menikah muda.
Pun masih banyak lagi yang diuraikan dalam buku ini seperti kesiapan calon suami atau calon istri, pertimbangan istri untuk bekerja. Bahkan untuk zaman sekarang ini, istri yang diminta suami berada di rumah saja tetap bisa berpenghasilan entah dengan cara berdagang atau berkarya.

Buku ini diharapkan dapat memberi pertimbangan bagi pembaca dalam mengambil keputusan untuk menikah muda. Buku ini juga layak direkomendasikan bagi mereka yang ingin atau sedang melakukan persiapan untuk menikah muda.

Peresensi: Adila Rarasthika; pecinta buku, mahasiswi Biologi UNJ, dan anggota Forum Lingkar Pena

3 komentar:

  1. Mantap.. Jadi pengen nikah muda tp udah kelewat. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan cemas anak muda. Banyaklah berdoa dan ikhtiar. Ayo semangat sebar CV ta'aruf kalau perlu bikin ebook dah tuh CV biar banyak yang download.

      Hapus
  2. jangan gundah guys, fokus perbaiki diri dan jangan lupa perbaiki finansial nya, jodoh pasti dateng sendirinya. ni buat yang sedang butuh pinjaman Kartu kredit citibank tinggal di klik, prosesnya juga sangat mudah. selamat mencoba

    BalasHapus