Judul : Nikah Muda (Nggak Bikin Mati
Gaya)
Penulis : Aprilina Prastari dan Miyosi Ariefiansyah
Penulis : Aprilina Prastari dan Miyosi Ariefiansyah
Penyunting : Mursyidah
Penerbit : Qibla
Terbit : 2013
Tebal : 164 Halaman
ISBN 10 : 602-249-382-X
ISBN 13 : 978-602-249-382-2
Terbit : 2013
Tebal : 164 Halaman
ISBN 10 : 602-249-382-X
ISBN 13 : 978-602-249-382-2
Nikah muda ternyata bisa
menjadi dambaan atau bahkan momok bagi mereka yang beranjak dewasa. Akan banyak
hal yang perlu dipertimbangkan untuk memutuskan nikah muda. Terlebih lagi bagi
perempuan yang akan menikah muda akan banyak pertanyaan yang muncul di dalam
pikirannya. Pertanyaan tersebut di antaranya: “Apakah dengan menikah akan
mematikan potensi?” “Atau masih bolehkah saya bekerja setelah menikah nanti?”
Seolah menikah muda dapat mengekang kehidupan dan cita-citanya.
Di beberapa kota besar
di Indonesia menikah muda terkadang masih dianggap hal yang tabu. Ada juga yang
terpaksa menikah muda karena untuk menutupi aib. Bila menikah dilandasi hal
tersebut maka tak heran bila banyak di antara mereka yang mengakhiri
pernikahannya (halaman 27). Namun, akhir-akhir ini menikah muda seolah menjadi
tren. Tak bijak rasanya melakukan hal yang suci hanya karena “panas” atau ingin
ikut-ikutan teman.
Buku ini yang diawali
dengan sedikit pembahasan mengenai dampak yang didapat ketika berpacaran.
Betapa banyak kerugian yang secara langsung atau tidak langsung akan mereka
dapat. Contohnya, kerugian psikologis, kerugian materi, kerugian waktu,
kerugian sosial, dan kerugian lainnya. Pembahasan ini dapat dijadikan bahan
renungan bagi pembaca. Ternyata betapa riskannya hubungan dua orang manusia
yang berlainan jenis sebelum menikah (halaman 3).
Dalam buku duet ini, Aprilina
Prastari dan Miyosi Ariefiansyah yang juga menjalani pernikahan di usia muda
berbagi resep menikah muda yang sehat. Secara detail penulis juga memaparkan
menikah muda yang tidak memberatkan orangtua, yang tidak menghalangi meraih cita-cita,
dan siap menjadi orangtua muda.
Pada bagian pembahasan
tentang sebelum menikah. Penulis menyarakan agar kita melakukan analisis SWOT (Strong, Weakness, Opportunity, Threats)
terlebih dahulu bila memutuskan untuk menikah muda (halaman 13). Strong atau kelebihan nikah muda yaitu
mampu belajar bertanggung jawab sejak dini, lebih bisa menjaga hati, belajar
dewasa, belajar untuk bisa membuat keputusan, mengurangi stres, dan belajar
meraih kesuksesan dari nol. Weakness
atau kekurangan nikah muda yaitu rentan terhadap perceraian dan perselingkuhan,
rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, rentan terhadap permusuhan tak
berujung, stres dan depresi, serta karier tidak berkembang.
Opportunity atau kesempatan yang salah satunya dapat diraih jika menikah muda
adalah memiliki anak di usia muda. Patut disyukuri bagi mereka yang
mengalaminya, karena artinya jarak usia orangtua dengan anak tidak terlalu
jauh. Jarak yang cukup dekat dapat menguntungkan kedua belah pihak. Dari pihak
anak, mereka merasa nyaman ketika bercerita dengan orangtua. Sedangkan dari
pihak orangtua, mereka masih kuat menemani anak dalam tubuh kembang (halaman
29). Threats atau tantangan menikah
muda bisa berasal dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
tantangan menikah muda paling banyak dialami oleh para pelaku nikah muda adalah
restu orangtua (halaman 30).
Komitmen dengan pasangan
sebelum menikah seperti urusan tinggal di mana setelah menikah penting untuk
dikomunikasikan sebelum menikah. Tinggal di rumah orangtua, tinggal di rumah
mertua, mengontrak, atau membeli rumah. Bila terpaksa tinggal di rumah orangtua
kita sendiri tentu kita harus pandai menempatkan diri. Selesaikan persoalan
yang ada pada diri pasangan hanya dengan pasangan saja. Jika harus tinggal di
rumah mertua sebaiknya perlu mempelajari kebiasaan di rumah calon mertua
sehingga ketika pindah tidak terkejut dan bisa cepat menyesuaikan diri (halaman
44-47).
Dalam buku setebal 164 halaman, pembaca juga bisa belajar dari kisah-kisah kegagalan dan
keberhasilan para orangtua yang dahulu memilih untuk menikah muda.
Pun
masih banyak lagi yang diuraikan dalam buku ini seperti kesiapan calon suami
atau calon istri, pertimbangan istri untuk bekerja. Bahkan untuk zaman sekarang
ini, istri yang diminta suami berada di rumah saja tetap bisa berpenghasilan
entah dengan cara berdagang atau berkarya.
Buku ini diharapkan dapat memberi
pertimbangan bagi pembaca dalam mengambil keputusan untuk menikah muda. Buku
ini juga layak direkomendasikan bagi mereka yang ingin atau sedang melakukan
persiapan untuk menikah muda.
Peresensi: Adila Rarasthika; pecinta buku,
mahasiswi Biologi UNJ, dan anggota Forum Lingkar Pena
Mantap.. Jadi pengen nikah muda tp udah kelewat. :D
BalasHapusJangan cemas anak muda. Banyaklah berdoa dan ikhtiar. Ayo semangat sebar CV ta'aruf kalau perlu bikin ebook dah tuh CV biar banyak yang download.
Hapusjangan gundah guys, fokus perbaiki diri dan jangan lupa perbaiki finansial nya, jodoh pasti dateng sendirinya. ni buat yang sedang butuh pinjaman Kartu kredit citibank tinggal di klik, prosesnya juga sangat mudah. selamat mencoba
BalasHapus